bedah jurnal fbc vs abc
TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN
BEDAH
JURNAL
Tentang:
“ACTIVITY
BASED COSTING VS FUNCTIONAL BASED COSTING”
Oleh
Kelompok 4:
Devina Almira 1630402025
Retno Larasati 1630402096
Rezri Yalni 1630402097
Sucita Ramadayani 1630402110
Wahyu Nurhidayat 1630402117
Wiga Afriani 1630402119
Dosen Pembimbing:
SRI
ADELLA FITRI, S.E, M.Si
MEGA RAHMI, SE. Sy. M. Si
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR
2018
Jurnal
:
Hamzah
Richie, Rekaya ulang
akuntansi biaya : Sintesis costing basisi fungsional dan aktifitas, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 2 No 2
Februari 2006
1. Identifikasi Masalah
George
Wilhelm Friederich Hegel (1770-1831) menunjukkan sebuah dialektika berpikir
yang dikenal sebagai “tesis-antitesis-sintesis” dalam penelusuran sebuah ide.
Suatu pemikiran awal (tesis) akan memicu munculnya pemikiran lawan (antitesis)
yang menawarkan proses yang lebih baik dan cenderung berlawanan dengan tesis
sebelumnya. Keduanya melebur menjadi sebuah sintesis. Sintesis ini menjelma
sebagai tesis yang akan ditantang atau disempurnakan lagi oleh antitesis
selanjutnya. Pola ini terus berulang hingga dirasakan cukup atau tidak
terbantahkan lagi, yang mana ini pun sesuatu yang sulit diterima.
Diawali
pemikiran yang sudah diterima umum (tesis) tentang dimensi penentuan harga
pokok (costing) dari sistem konvensional berorientasi struktur fungsionalitas
(functional-based costing atau FBC) perusahaan, kearah pemikiran baru
(antitesis) dimana perhitungan HPP menggunakan aktifitas sebagai pemicu biaya
(activity-based costing atau ABC).
Namun, dalam prakteknya, kedua teknik ini belum memberikan hasil yang
optimal sejalan dengan kebutuhan organisasi secara luas. Perekayasaan ulang
sistem akuntansi biaya (Cost Accounting Reengineering) dipandang sebagai proses
sintesis dari kedua dialektika di atas. Bagian selanjutnya akan menelaah kedua
teknik lebih rinci, yang dilanjutkan dengan sebuah analisis konseptual berbasis
literatur untuk menjawab mengapa diperlukan sintesis antara kedua teknik
tersebut dan langkah apa saja yang ditawarkan.
2. Pertanyaan Spesifik
Penelitian
ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui:
a. Bagaimana
mengevaluasi sistem FBC dan ABC untuk dialokasikan pada alokasi overhead, biaya
driver,dan basis alokasi?
b. Bagaimana
akuntansi biaya yang di rekayasa ulang sehingga sistem informasi akuntansi
biaya dapat akurat?
c. mengapa
diperlukan sintesis antara kedua teknik tersebut dan langkah apa saja yang
ditawarkan?
3. Metode penelitian
Penelitian
ini menggunakan studi literatur dan mengusulkan hal yang layak akuntansi biaya
yang drekayasa ulang sehingga sistem informasi akuntansi biaya dapat membawa
akurat, informasi yang murah dan sederhana. Praktik-praktik ini tidak perlu
dilihat secara berurutan, tetapi bertindak lebih sebagai perspektif umum.
Dimana
langkah-langkah dalam studi literature ini yaitu:
a. Metode
pengumpulan data pustaka
Studi literature yang dilakukan oleh
penulis yaitu dengan melakukan pencarian terhadap berbagai sumber tertulis,
baik berupa buku-buku, arsip, majalah, artikel, dan jurnal atau dokumen-dokumen
yang relevan dengan permasalahan yang dikaji. Sehingga informasi yang di dapat
dari studi kepustakaan ini dijadikan rujukan untuk memperkuat
argumentasi-argumentasi yang ada.
b. Mengolah
bahan penelitian
Beberapa metode yang dilakukan adalah
mengupas, membandingkan, meringkas, dan mengumpulkan suatu literature. Hal ini
yaitu untuk meyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber-sumber tulisan yang
pernah dibuat sebelumnya.
4. Hasil jurnal
a. Pengertian
FBC
Sistem konvensional
mengakomodasi kebutuhan penentuan biaya hingga saat ini dalam konteks pelaporan
eksternal. Secara definisi, FBC adalah suatu teknik perhitungan harga pokok
produksi (HPP) yang dalam penelusuran biaya overheadnya hanya menggunakan
pemicu aktifitas berbasis unit atau volume keluaran yang diproduksi (unit-based
activity driver) dalam perhitungan harga pokoknya (Hansen dan Mowen, 2004).
b. Tantangan
Functional Based-Accounting
Sejalan dengan
berkembangnya kompleksitas dan pola pabrikasi produk, sejumlah tantangan muncul
terhadap FBC antara lain dengan perubahan paradigma mengemukanya unsur
manajemen dalam akuntansi, faktor komposisi dalam proses costing (Gurses,
1999), pergeseran peran akuntansi pertanggungjawaban (McNair dan Carr, 1994),
dan penekanan pada perspektif proses bisnis lintas fungsional.
c. Perubahan
Paradigma Akuntansi Manajemen
Sejak 1960– khususnya
1980an – paradigma orientasi terhadap costing berangsur-angsur berubah dan
semakin mengacu pada peran akuntansi manajemen. Beberapa faktor pendorong –
orientasi pada pelanggan, penggunaan informasi yang intensif (information
intensive). Akuntansi biaya berbasis fungsional dituntut berevolusi untuk lebih
berorientasi pada kebutuhan manajerial yang
lebih condong pada perencanaan dan pengendalian serta pengambilan
keputusan yang tepat waktu, tidak hanya berfokus pada perhitungan HPP
(costing).
d. Berkurangnya
komponen biaya buruh
Perluasan filosofi
akuntansi manajemen yang berorientasi pada perbaikan berkelanjutan memunculkan
konsep konsep seperti Just-in Time, Kanban production, Total Quality Management
(TQM), Flexible Manufacturing, Target Costing maupun Throughput Costing, yang
berperan mengurangi komponen tenaga kerja dalam ongkos produksi. Sebaliknya,
Gurses (1999) menunjukkan bahwa komponen overhead semakin besar
berkontribusi dalam perhitungan ongkos
produksi. Biaya overhead pabrik antara lain mencakup penjadwalan produksi,
sistem informasi, pembelian, penanganan bahan baku, penyusutan gedung,
pembangkit listrik, penerangan, pajak bangunan, dan asuransi. Biaya-biaya ini,
dibandingkan biaya buruh yang digunakan, lebih mempengaruhi keseluruhan biaya
produk (Granof, Platt, dan Vaysman, 2000). Mendasarkan tarif overhead hanya
pada biaya buruh atau dasar fungsional lainnya memungkinkan overcosting atau
undercosting relatif pada kompleksitas dan jumlah produk pada produk yang
variatif.
e. Pengertian
ABC
Activity-Based Cost
Accounting atau yang sering disebut sebagai Activity-Based Costing (ABC)
menjawab tantangan yang dihadapi sistem fungsional dengan fokus pada aktifitas
atau proses bisnis yang sesungguhnya dikerjakan sumberdaya organisasi daripada
berfokus hanya pada lokasi atau unit fungsional sebuah pusat pertanggungjawaban
(Kaplan and Atkinson, 1998).
f. Sintesis
Metode Costing
Sistem fungsional dapat
menimbulkan distorsi dalam penghitungan HPP karena asumsinya yang masih
mengandalkan satu pemicu biaya untuk seluruh kumpulan biaya yang berbasiskan
unit unit fungsional. Sementara ABC, dengan kemampuannya mereprentasikan biaya
overhead dengan dasar pemicu biaya yang lebih akurat, serta selaras dengan
penekanan pada aktifitas yang bernilai tambah, masih belum dapat dikatakan
sepenuhnya mengganti sistem fungsional yang dari sudut pandang eksternal, masih
sangat diperlukan dalam memberikan informasi margin. Bagian ini membahas upaya-upaya perekayasaan
ulang (reengineering) yang dapat dilakukan terhadap akuntansi biaya ditengah
lingkungan yang berfokus pada proses bisnis organisasi secara luas. Hal ini
dapat dilakukan dengan mensintensis apa
yang telah dipelajari dari ABC ke dalam sistem akuntansi biaya yang formal yang
berorientasi pada kebutuhan eksternal. Reengineering memungkinkan perusahaan
untuk tetap mengalokasikan overhead dengan benar, menyederhanakan rincian
akunting dan mempercepat arus informasi sambil menggunakan sistem yang ada
untuk menyajikan pengukuran kinerja. Rekomendasi tindakan reengineering ini
tidak hanya memberikan informasi yang lebih baik, tapi juga memangkas
biaya.
g. Eliminasi
Pelaporan Penggunaan Buruh
Bagi sebagian besar
perusahaan, kontribusi biaya buruh pada ongkos produksi semakin menyurut. Dalam
jangka pendek, biaya ini tidak benar-benar variabel meskipun sistem akuntansi
biaya memperlakukannya seperti itu. Pelaporan buruh pun tidak lagi memberikan nilai
nyata bila dibandingkan dengan proses pelaksanaannya yang bila dikonversi ke
nilai uang menjadi mahal. Memindahkan tanggungjawab untuk mengendalikan biaya
buruh kepada penyelia lini pertama, memberikan prioritas lebih kepada elemen
biaya yang lebih penting seperti bahan baku dan overhead.Dengan bukti empiris
yang ada tentang semakin kecilnya komponen buruh, mensyaratkan manajemen untuk
tidak lagi mengandalkan laporan buruh.
5. Konstribusi yang diberikan penulis
Functional-Based
Cost Accounting telah menunjukkan kelemahannya dalam mengalokasikan biaya
overhead ke produk. ABC sendiri pun tidak berjalan efektif tanpa penggunaan
nyata dalam sistem formal. Reengineering sistem akuntasi biaya menunjukkan
bahwa analisis ABC dapat diintegrasikan ke sistem fungsional dan mampu
memberikan hasil yang signifikan. Dengan reengineering, informasi akuntansi
memenuhi kebutuhan manajemen untuk menentukan harga produk, mengendalikan
sumberdaya, dan mengambil keputusan. Karena setiap pihak menggunakan dasar
fakta yang sama, diharapkan tidak ada perbedaan antara jawaban ABC dengan
angka-angka dari FBC dalam kaitannya dengan fungsi manajerial. Reengineering
akuntansi biaya menciptakan sistem ABC yang relatif lebih murah, lebih akurat
dan lebih sederhana dalam pengoperasian
di lingkungan berbasis fungsional
6. Saran
Beberapa
upaya perekayasaan ulang masih dapat dilakukan agar sistem akuntansi biaya
benar benar memberikan nilai bagi perusahaan dan pemegang saham. Upaya-upaya
tersebut dapat dilakukan ke beberapa fokus, misalnya di tingkat khusus suatu
perusahaan atau di tingkat umum yang menyangkut seluruh organisasi. Studi ini
memotivasi peneliti selanjutnya untuk menawarkan konsep reengineering yang
lebih tangguh.
If you're trying to burn fat then you need to get on this totally brand new personalized keto meal plan diet.
BalasHapusTo create this keto diet service, certified nutritionists, personal trainers, and top chefs have joined together to produce keto meal plans that are powerful, convenient, economically-efficient, and delicious.
Since their first launch in early 2019, hundreds of individuals have already remodeled their body and health with the benefits a great keto meal plan diet can give.
Speaking of benefits; clicking this link, you'll discover 8 scientifically-certified ones offered by the keto meal plan diet.