makalah akuntansi manajemen (pembebanan biaya dan harga pokok produk dan jasa)
MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN
TENTANG
“PEMBEBANAN BIAYA DAN HARGA POKOK
PRODUK DAN JASA”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
NAMA ANGGOTA
DEVINA ALMIRA (1630402025)
RETNO LARASATI (1630402096)
REZRI YALNI (1630402097)
SUCITA RAMADAYANI (1630402110)
WAHYU NURHIDAYAT (1630402117)
WIGA AFRIANI (1630402119)
DOSEN PEMBIMBING
SRI ADELLA FITRI S.E, M.Si
MEGA RAHMI S.E.Sy, M.Si
JURUSAN EKONOMI SYARIAH/AKUNTANSI
SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BATUSANGKAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
belakang
Dalam perencanaan dan pengendalian
operasi perusahaan, manajemen puncak memberikan peran bagi para manajer dalam
merencanakan pencapaian sasaran organisasi yang kemudian dibuat dalam suatu
anggaran. Untuk dapat melaksanakan rencana tersebut, manajemen puncak
mengalokasikan sumber daya yang diukur dalam satuan uang. Pusat biaya
melaporkan secara berjenjang menurut organisasi hasil pelaksanaan rencana
pencapaian sasaran organisasi yang merupakan perannya dalam mencapai tujuan
utama perusahaan. Dalam hal ini, sangat diperlukan adanya konsep dasar dalam
penetapan biaya dari proses produksi. Sehingga proses produksi menghasilkan
pencapaian yang sesuai dengan tujuan perusahaan .
Merencanakan dan membentuk
pusat-pusat biaya pada perusahaannya. Keputusan-keputusan yang dibuat manajer
beserta pihak-pihak internal lainnya mempengaruhi hasil-hasil yang akan didapat
pada masa yang akan datang. Dalam pengambilan keputusan manajer harus membuat
pilihan yang masuk akal diantara alternative yang ada. Karena pilihan yang akan
diambil oleh manajer sangat menentukan kelangsungan hidup prusahaan, sebagian
besar kualitas keputusan manajemen mencerminkan kualitas akuntansi dan
informasi lain yang diterima oleh manajemen.
2. Rumusan
masalah
a. Pembebanan
biaya
b. Biaya
pokok produk dan jasa
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pembebanan
biaya
A. Jenis
biaya
Biaya berkaitan dengan
semua jenis organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, eceran maupun jasa.
Umumnya, berbagai biaya yang terjadi dan cara klasifikasi biaya tergantung pada
tipe organisasinya.
1) Biaya
langsung
Biaya langsung merupakan biaya yang
dapat dengan mudah ditelusuri ke obyek biaya yang bersangkutan. Konsep biaya
langsung lebih luas dari pengertian bahan langsung dan tenaga kerja langsung.
Kebanyakan biaya langsung merupakan variabel dengan dasar dan akan meningkat
atau menurun dalam hubungannya untuk meningkatkan dan menurunkan pendapatan
penjualan. Melalui alasan ini biaya langsung telah dipertimbangkan untuk
dikendalikan, dan pertanggungjawaban dari manajer departemen atau devisi.
Sebagai contoh dari jenis biaya ini merupakan biaya penjuala makanan dan
minuman, upah dan gaji, peralatan operasi dan jasa serta linen dan laundry.
2) Biaya
tidak langsung
Biaya tidak langsung
adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri dengan mudah ke obyek biaya yang
bersangkutan. Gaji manajer dalam perusahaan jasa menjadi biaya tidak langsung
dari setiap jenis produk. Untuk dapat ditelusuri ke obyek biaya seperti produk
tertentu, biaya tersebut pasti disebabkan oleh obyek biaya. Gaji manajer pabrik
disebut juga common cost produksi
berbagai macam produk yang dihasilkan. Common
cost adalah biaya yang bersama-sama dinikmati oleh sejumlah obyek biaya, common cost adalah salah satu jenis
biaya tidak langsung. Sedangkan biaya tertentu mungkin masuk kategori langsung
atau tidak langsung teragantung dari obyek biayanya. Bila gaji manajer pabrik
adalah biaya tidak langsung produksi, biaya ini bersifat langsung untuk devisi
produksi.
3) Biaya
controllable dan non controllable
Jika suatu biaya dapat
diawasi (controllable), manajer dapat
mempengaruhi jumlah yang dibelanjakan. Sebagai contoh, manajer dapur dapat
mempengaruhi jumlah belanja atas makanan. Bagaimanapun, tidak mungkin manajer
dapur dapat mempengaruhi jumlah pembelanjaan atas sewa, terutama dalam jangka
pendek. Kekeliruan sering dibuat dari menyebut biaya langsung controllable cost dan biaya tidak
langsung non controllable cost. Benar
bahwa biaya tak langsung secara umum lebih mudah untuk dikendalikan dibandingkan
biaya tak langsung, tetapi dalam jangka panjang seluruh biaya dapat diawasi
dengan seseorang pada beberapa waktu.
4) Joint
cost
Joint
cost (biaya gabungan) adalah apa yang dibagi, maka hal
itu adalah tanggungjawab, dua atau lebih departemen atau area. Sebuah jasa
kamar makan yang melayani makanan dan minuman kedua-duanya merupakan contoh
dari joint cost.
Gaji pelayan adalah
suatu biaya gabungan dan harus dibebankan (sebanding dengan pendapatan, atau
beberapa metoda sesuai dengan yang lainnya) terhadap bagian departemen makanan
dan sisa hidangan dari departemen minuma. Kebanyakan biaya tak langsung juga
adalah joint cost .masalahnya adalah untuk menemukan suatu
basis rasional untuk memisahkan biaya dan beban dari bagian masing-masing
departemen.
5) Biaya
diskresionary
Biaya ini disebabkan
oleh keputusan tahunan yang dibuat oleh manajemen untuk membelanjakan biaya
tetap tertentu. Contoh yang termasuk ke dalam biaya ini termasuk iklan,
penelitian, hubungan masyarakat, program pengembangan manajemen dan magang untuk
para mahasiswa. Karakteristik yang terpenting dari biaya diskresionary adalah
bahwa manajemen tidak terpaku pada keputusan yang berkaitan dengan biaya
tersebut. Mereka masih dapat melakukan penyesuaian dari tahun ke tahun atau
mungkin dalam waktu kurang dari satu tahun karena kondisi memang menuntut
modifikasi keputusan manajemen.
6) Biaya
relevan dan tidak relevan
Biaya relevan adalah
apa yang mempengaruhi keputusan. Untuk menjadi relevan, suatu biaya harus dalam
konteks masa depan dan berbeda antara alternative.
Sebagai contoh, sebuah
rumah makan sedang mempertimbangkan menggantikan daftar penjualan mekaniknya
dengan elektronik. Biaya relevan disini adalah ongkos daftar baru, biaya dari
pelatihan karyawan pada peralatan baru, dan setiap perubahan di dalam
pemeliharaan dan material menyediakan biaya-biaya atas mesin baru. Sepanjang
tidak ada perubahan adalah memerlukan banyak jasa yang diharuskan, biaya tenaga
kerja rumah makan tidak akan menjadi biaya relevan. Hal ini akan tidak membuat
perbedaan terhadap keputusan.
7) Sunk
cost
Sunk
cost adalah biaya yang telah terjadi dan tidak dapat
diubah oleh keputusan apapun yang dibuat saat ini ataupun masa yang akan
datang. Karena sunk cost tidak diubah
oleh keputusan apapun, sunk cost
bukanlah biaya diferensial. Oleh karenanya, sunk
cost dapat diabaikan dalam pembuatan keputusan.
8) Biaya
opportunity
Biaya
opportunity merupakan biaya yang tdak melakukan
sesuatu. Biaya opportunity tidak
selalu dicatat dalam catatan akuntansi organisasi, tetapi opportunity cost adalah biaya yang harus selalu dipertimbangkan
dalam setiap pengambilan keputusan. Setiap alternative memiliki biaya opportunity yang melekat padanya.
9) Biaya
tetap
Biaya tetap adalah
biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa terpengaruh oleh tingkat
aktifitas. Tidak seperti biaya variabel, biaya tetao tidak dipengaruhi oleh
perubahan aktifitas. Sebagai konsekuensinya, pada saat level aktifitas naik
atau turun, total biaya tetap konstan kecuali jika dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan
dari luar seperti perubahan harga. Sewa merupakan contoh yang tepat untuk
menggambarkan biaya tetap.
10) Biaya
vaeiabel
Biaya variabel
merupakan biaya yang berubah secara proporsional dengan perubahan aktifitas.
Aktifitas tersebut dapat diwujudkan dengan berbagai bentuk seperti unit yang
diproduksi, unit yang dijual, kilometer, jumlah bed yang digunakan, jam kerja
dan sebagainya. Contoh yang paling baik untuk menggambarkan biaya variabel
adalah biaya bahan langsung. Biaya bahan langsung yang digunakan selama satu
periode akan bervariasi sesuai dengan tingkat unit yang dihasilkan. Ada banyak
contoh yang menunjukkan bahwa biaya akan berubah-ubah sesuai dengan produk dan
jasa yang dapat dihasilkan oleh perusahaan.
11) Biaya semi tetap atau semi variabel
Biaya semi variabel
adalah biaya-biaya yang totalnya selalu berubah tetapi tidak proporsional
dengan perubahan volume kegiatan-kegiatan perusahaan. Berubahnya biaya ini
tidak dalam tingkat perubahan yang konstan. Biaya semi variabel jumlahnya
selalu berubah sesuai dengan perubahan volume meskipun perubahannya tidak
proporsional karena biaya-biaya tersebut mengandung unsure sesuatu yang
variabel dan unsure yang tetap. Oleh karena itu biaya ini seringkali dinamakan
dengan biaya semi tetap. (Ikhsan,2009:153-165)
B. Keakuratan
pembebanan
Keakuratan
adalah konsep yang relative, dan harus dilakukan dengan wajar serta logis
terhadap penggunaan metode pembebanan biaya. Tujuannnya adalah mengukur dan
membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya.
1. Ketelusuran
(tracing)
Hubungan antara biaya
dan objek biaya dapat digali untuk membantu meningkatkan keakuratan pembebanan
biaya. Biaya dapat diklasifikasikan sebagai biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost).
Biaya langsung (direct cost)adalah
biaya yang dengan mudah dan akurat ditelusuri sebagai objek biaya, sedangkan biaya
tidak langsung (indirect cost)
adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah dan akurat dilacak sebagai objek
biaya.
Ketelusuran adalah
kemampuan membebankan biaya ke objek biaya dengan cara yang layak secara
ekonomi berdasarkan hubungan sebab akibat. Semangkin akurat tingkat ketelusuran
biaya ke objek biaya, maka semakin akurat pembebanan biayanya.
2. Metode
penelusuran
Penelusuran adalah
pembebanan aktual biaya ke objek biaya, dengan menggunakan ukuran yang dapat
diamati atas sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Penelusuran biaya ke
objek biaya dapat terjadi melalui salah satu dari dua cara berikut:
a. Penelusuran
langsung (direct
tracing). Penelusuran langsung adalah proses
pengidentifikasian dan pembebanan biaya ke produk dengan melalui pengamatan
secara khusus dan fisik dengan objek tertentu. Contoh biaya yang dapat
ditelusuri secara langsung ke objek baiay tertentu adalah biaya bahan baku,
biaya bahan pembantu dan biaya tenaga kerja langsung. Keduanya merupakan contoh
dari biaya langsung (direct cost).
b. Penelusuran
penggerak (driver
tracing). Di dalam konteks pembebanan biaya, penggerak
(driver) adalah factor
penyebab yang dapat diamati dan yang mengukur konsumsi sumber daya objek biaya.
Penggerak merupakan hal yang sangat penting dalam metode ini. Penelusuran penggerak adalah penggunaan
penggerak untuk membebankan biaya ke objek biaya. Contoh penggerak (driver) adalah jam mesin dan jam tenaga
kerja langsung. Contoh biaya yang dapat ditelusuri dengan metode ini adalah
biaya overhead pabrik selain biaya bahan pembantu seperti biaya pekerja tidak
langsung, biaya reparasi dan pemeliharaan mesin, dan biaya overhead lainnya.
3. Membebankan
biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung adalah
biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan ke obyek-obyek biaya, baik dengan
menggunakan penelusuran langsung maupun penggerak. Hal ini berarti bahwa tidak
ada hubungan sebab akibat antara biaya dan obyek biaya, atau metode penelusuran
tidak layak dilakukan secara ekonomis. Pembebanan biaya tidak langsung ke obyek
biaya disebut alokasi. Contoh biaya
tidak langsung yang dibebankan melalui cara alokasi adalah biaya listrik, biaya
air, biaya sewa, biaya asuransi, biaya penyusutan dan biaya tidak langsung
lainnya.
4. Ikhtisar
pembebanan biaya
Tiga metode pembebanan
biaya ke obyek biaya adalah penelusuran langsung, penelusuran penggerak, dan
alokasi. Berikut adalah penjelasan dari metode masing-masing.
a. Penelusuran
langsung(direct
tracing).
Penelusuran langsung
merupakan metode yang paling akurat karena metode ini bergantung pada hubungan
sebab akibat yang dapat diamati secara fisik (physical observation). Penelusuran langsung dapat dilakukan
terhadap biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja karna kedua biaya tersebut
dapat diamati secara langsung melalui proses produksi dan dapat ditelusuri
secara akurat melalui dokumen sumber (source
document) yang memotret pemakaian bahan baku dan penggunaan biaya tenaga
kerja secara actual atau nyata. Dokumen sumber untuk bahan baku bisa dalam
bentuk bukti pemakaian bahan, sementara dokumen sumber untuk tenaga kerja
adalah kartu jam kerja.
b. Penelusuran
penggerak (driver
tracing).
Penelusuan penggerak
merupakan metode pembebanan biaya yang bergantung pada hubungan sebab akibat,
yaitu penggerak, untuk membebankan biaya ke obyek biaya. Masalah keakuratan
metode ini tergantung pada kualitas hubungan sebab akibat yang digambarkan oleh
penggerak. Namun, penilaian kualitas hubungan sebab akibat dan
pengidentifikasian penggerak jauh lebih besar biayanya daripada metode
penelusuran langsung dan metode alokasi. Salah satu system yang menggunakan
metode ini adalah activity- based costing
(ABC). Dalam sistem ABC, penggerak aktifitas (activity driver) digunakan
sebagai dasar untuk menghitung tariff aktifitas dan membebankan biaya aktifitas
ke produk.
c. Alokasi
(allocation)
Alokasi merupakan
metode yang memiliki keunggulan dalam hal kemudahan dan rendahnya biaya
implementasi bila dibandingkan dengan kedua metode lainnya. Namun, metode ini
memiliki tingkat keakuratan yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan
metode penelusuran langsung dan
penelusuran penggerak. Alokasi memerlukan asumsi hubungan. Misalnya biaya
listrik dialokasikan ke masing-masing departemen yang memanfaatkan biaya tenaga
kerja. Banyak biaya yang dialokasikab berkaitan dengan hubungan antara biaya
tenaga kerja dan departemen pemakainya. Semakin besar suatu departemen
memanfaatkan listrik, semakin besar pula biaya listrik yang dialokasikan ke
departemen tersebut. Dasar biaya tersebut dialokasikan berkaitan dengan ukuran
yang layak yang dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya listrik. Ukuran yang
layak yang digunakan misalnya nilai kwh. (Riza,2016:29-31)
2.
Harga
pokok produk dan jasa
Harga pokok produksi (produk cost) merupakan elemen
penting untuk menilai keberhasilan dari perusahaan dagang maupun manufaktur.
Harga pokok produksi pada dasarnya menunjukkan harga pokok produk barang dan
jasa yang diproduksi dalam suatu periode akuntansi tertentu. Hal ini berarti
bahwa harga pokok produksi merupakan bagian dari harga pokok. (hendrich, 2013)
Harga pokok produksi adalah biaya yang telah
diselesaikan selama satu periode disebut juga harga pokok produksi barang
selesai. Harga pokok ini terdiri dari biaya pabrik ditambah persediaan dalam
proses awal periode dikurangi persediaan dalam proses akhir periode.
Unsure-unsur harga pokok produksi:
a. Biaya
bahan baku
Biaya bahan baku adalah
biaya yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam biaya bahan baku yaitu:
1) Unsure-unsur
yang membentuk biaya bahan baku
Merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku untuk siap diproses. Unsur pembentuk
biaya bahan baku terdiri dari:
a) Potongan
pembelian
b) Ongkos
angkut bahan baku
2) Penentuan
biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi
Pembelian bahan baku
dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan, oleh karena itu diperlukan
suatu metode dalam pemakaian bahan baku agar biaya yang dibebankan menjadi
akurat.
3) Masalah
khusus yang berhubungan dengan biaya bahan baku adalah sisa bahan. Dalam proses
produksi tidak semua bahan baku dapat diolah menjadi produk jadi. Sisa bahan
merupakan bahan baku yang rusak dalam proses produksi, sehingga tidak dapat
menjadi bagian produk jadi.
b. Biaya
tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja
langsung adalah balas jasa yang diberikan pada karyawan pabrik yang manfaatnya
dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang
dihasilkan perusahaan.
c. Biaya
overhead pabrik
Biaya overhead pabrik
adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Penggolongan BOP:
1) Biaya
bahan penolong
Biaya yang secara kasat
mata komposisinya kecil jika ditelusuri di akhir produk yang dihasilkan tetapi
berperan dalam menyelesaikan proses produksi produk tersebut. Misalnya lem
dalam perusahaan percetakan, pernis dan paku dalam perusahaan mebel, pengembang
dan pelembut roti dalam perusahaan kue dan roti.
2) Biaya
reparasi dan pemeliharaan
Adalah biaya yang
dikeluarkan untuk perbaikan dan perawatan/pemeliharaan mesin, kendaraan,
perkakas, bangunan pabrik dan peralatan pabrik lainnya.
3) Biaya
tenaga kerja tidak langsung
Adalah upah yang
dibayarkan pada karyawan pabrik yang secara fisik tidak berhubungan dengan
proses pembuatan produk, termasuk dalam kelompok ini antara lain upah mandor,
gaji pegawai administrasi pabrik dll.
4) Biaya
yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
Adalah biaya yang
timbul karena adanya depresiasi/penyusutan akibat penggunaan dan waktu sehingga
aktiva tetap tersebut mengalami penurunan penilaian akibat pemakaian.
5) Biaya
yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
Adalah biaya yang
terjadi karena kesengajaan untuk memproteksi demi keamanan. Yang tergolong
dalam kelompok biaya ini adalah biaya asuransi gedung, kendaraan, asuransi
kecelakaan karyawan,dll. (rahayu, 2015)
d. Barang
dalam proses
Barang dalam proses
adalah barang yang belum jadi atau barang yang tingkat penyelesaiannya belum
100%. Barang dalam proses ada dua kategori, yaitu: barang dalam proses awal dan
barang dalam proses akhir. (ashari, 2010)
Ada dua jenis keluaran yang menggambarkan obyek
terpenting dari obyek biaya, yaitu produk berwujud dan jasa.
1. Produk
berwujud
Adalah barang yang
dihasilkan dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan tenaga kerja dan
masukan (input) modal, seperti pabrik, lahan, peralatan dan mesin.
2. Jasa
Adalah tugas atau aktifitas yang
dilakukan bagi pelanggan tertentu, atau aktifitas /tugas yang dilakukan oleh
pelanggan dengan menggunakan fasilitas organisasi.
Perbedaan produk berwujud dan jasa dapat
dilihat dalam empat dimensi penting, yaitu ketidakberwujudan, tidak tahan lama,
tidak dapat dipisahkan, dan heterogenitas.
a. Ketidak
berwujudan
Berarti bahwa pembeli
jasa tidak dapat melihat, merasakan, dan mendengar ataupun mencicipi jasa
tersebut sebelum dibeli.
b. Tidak
tahan lama
Berarti
bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk digunakan dimasa depan oleh pelanggan.
c. Tidak
dapat dipisahkan
Berarti produsen dan
pembeli harus melakukan kontak langsung pada saat transaksi pertukaran terjadi.
d. Heterogenitas
Berarti terdapat
peluang variasi penyelenggaraan jasa lebih banyak apabila dibandingkan dengan
produk berwujud.
3.
Biaya
yang berbeda untuk tujuan yang berbeda
Biaya produk adalah pembebanan biaya yang mendukung
tujuan manajerial yang spesifik. Jadi, pengertian biaya produk tergantung pada
tujuan manajerial yang sedang berusaha dicapai. Pengertian biaya produk
mengilustrasikan prinsip manajemen biaya yang bersifat fundamental, yaitu
“biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda (different cost for different purpose).” Rantai nilai biaya produk
diperoleh pertama-tama dengan membebankan biaya ke serangkaian aktifitas yang
mendefenisikan nilai dan kemudian membebankan biaya dari berbagai aktifitas itu
ke produk.
Konsep “different
cost for different purpose” dimaksudkan bahwa informasi biaya yang
disajikan sangat tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang akan
dicapai bisa perencanaan, pengendalian, ataupun pengambilan keputusan. Dalam
kaitannya dengan pengendalian yaitu membandingkan antara biaya standar dengan
biaya actual, maka informasi biaya standar yang dibutuhkan meliputi biaya
standar bahan baku, biaya standar tenaga kerja, dan biaya standar overhead
pabrik ; sementara biaya actual dihitung untuk biaya actual bahan baku, biaya
actual tenaga kerja, dan biaya actual overhead pabrik.
4.
Biaya
produk dan pelaporan keuangan eksternal
Salah
satu tujuan utama sistem manajemen biaya adalah perhitungan biaya produk untuk
pelaporan keuangan eksternal. Demi tujuan perhitungan biaya produk, kovensi
yang berlaku secara eksternal menyatakan bahwa biaya dapat diklasifikasikan
menurut tujuan atau atau fungsi-fungsi khusus, yang hendak mereka capai.
a.
Biaya produksi vs biaya non produksi
Biaya
dikelompokkan ke dalam dua kategori fungsional utama yaitu biaya produksi dan
biaya non produksi. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan
barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi ini meliputi bahan baku, tenaga
kerja dan overhead pabrik. Biaya produksi membentuk biaya produk (product cost), ada yang menjadi bagian
integral dari barang atau jasa yang disebut dengan biaya utama (prime cost) seperti bahan baku dan
tenaga kerja. Selain itu, ada biaya konversi (coversion cost) yang dapat mengubah bahan baku menjadi produk jadi
seperti biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Berkaitan dengan biaya
pembuatan produk, biaya produksi dapat dikategorikan menjadi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung adalah
biaya yang berhubungan secara langsung dengan produk yang diproses, misalnya
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Adapun biaya tidak langsung mengacu pada biaya yang secara tidak langsung
berhubungan produk, misalnya seluruh biaya overhead termasuk dalam kategori
biaya ini.
Biaya
non produksi adalah biaya yang berkaitan dengan
fungsi perancangan, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan
administrasi umum. Biaya pemasaran, distribusi, dan layanan pelanggan
kadangkala ditempatkan ke dalam satu kategori umum yang disebut biaya penjualan. Biaya perancangan,
pengembangan, dan administrasi umum ditempatkan kedalam kategori kedua yang
disebut biaya administrasi.
b.
Biaya produksi
Biaya
produksi meliputi biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik. Biaya ini merupakan biaya yang dapat dibebankan ke produk,
dalam pelaporan keuangan eksternal.
Biaya
bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri ke
barang atau jasa yang sedang diproduksi. Biaya bahan baku ini dapat langsung
dibebankan ke produk karna pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur
kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk. Bahan yang menjadi bagian produk
berwujud atau bahan yang digunakan dalam penyediaan jasa pada umumnya diklasifikasikan
sebagai bahan langsung.
Tenaga
kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat
ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang di produksi. Karyawan yang
mengubah bahan baku menjadi produk atau menyediakan jasa kepada pelanggan di
klasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung. Dalam perusahaan manufaktur,
contoh biaya tenaga kerja langsung seperti buruh atau tenaga kerja pabrik yang
bertanggungjawab untuk melakukan persiapan proses produksi, perakitan sampai
dengan pengemasan produk jadi.
Overhead
adalah
semua biaya produksi selain dai bahan langsung dan tenaga kerja langsung
dikelompokkan ke dalam satu kategori yang disebut ongkos overhead. Banyak input
selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk membuat
produk dan menyediakan jasa, seperti bahan tidak langsung yang merupakan bagian
yang tidak signifikan dari produk, biaya tenaga kerja tidak langsung serta
biaya lembur tenaga kerja langsung dimana tidak semua proses produksi tertentu
dapat diidentifikasikan sebagai penyebab lembur.
Biaya
penjualan dan administrasi. Biaya ini termasuk
biaya-biaya non produksi yang ditujukan untuk laporan keuangan disebut sebagai
biaya yang tidak dapat diinventarisasi atau biaya periode (period cost) atau secara singkat diistilahkan dengan beban (expense). Beban ini yang secara
periodic ditandingkan dengan pendapatan untuk menghasilkan laba atau rugi.
Dalam akuntansi keuangan, konsep penandingan dikenal dengan matching concept. Dalam konsep ini,
tidak ada satupun dari biaya-biaya ini yang dapat dibebankan ke produk atau
muncul sebagai bagian dari nilai persediaan yang dilaporkan pada neraca. Biaya
penjualan dan biaya pemasaran yaitu semua biaya yang diperlukan untuk memasarkan,
mendistribusikan, dan melayani produk atau jasa. Adapun biaya administrasi umum
yaitu semua biaya yang berkaitan dengan penelitian, pengembangn, dan
administrasi umum pada organisasi bisnis yang tidak dapat dibebankan pada biaya
pemasaran ataupun biaya produksi.
Biaya
utama dan konversi. Biaya utama adalah jumlah biaya
bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Adapun biaya konversi
adalah jumlah biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, atau
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa biaya konversi adalah biaya yang
mengubah bahan baku menjadi produk akhir. Selain bahan baku semua biaya
produksi lainnya dimasukkan kedalam biaya konversi seperti biaya tenaga kerja
tidak langsung , bahan penolong atau pembantu, biaya penyusutan pabrik, biaya
penyusutan peralatan pabrik, biaya penyusutan mesin pabrik, biaya asuransi
aktiva pabrik, dan biaya overhead pabrik lainnya. (Riza,2016:32-35)
BAB
III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Tiga metode pembebanan biaya ke obyek
biaya adalah
a. Penelusuran
langsung(direct tracing).
Penelusuran langsung
merupakan metode yang paling akurat karena metode ini bergantung pada hubungan
sebab akibat yang dapat diamati secara fisik (physical observation).
b. Penelusuran
penggerak (driver tracing).
Penelusuan penggerak
merupakan metode pembebanan biaya yang bergantung pada hubungan sebab akibat,
yaitu penggerak, untuk membebankan biaya ke obyek biaya.
c. Alokasi
(allocation)
Alokasi merupakan
metode yang memiliki keunggulan dalam hal kemudahan dan rendahnya biaya
implementasi bila dibandingkan dengan kedua metode lainnya.
Harga
pokok produksi (produk cost) merupakan elemen penting untuk menilai
keberhasilan dari perusahaan dagang maupun manufaktur. Harga pokok produksi
pada dasarnya menunjukkan harga pokok produk barang dan jasa yang diproduksi
dalam suatu periode akuntansi tertentu. Hal ini berarti bahwa harga pokok
produksi merupakan bagian dari harga pokok. Harga pokok produksi adalah biaya
yang telah diselesaikan selama satu periode disebut juga harga pokok produksi
barang selesai.
2. Saran
Demikianlah
makalah ini pemakalah buat dengan sesungguhnya, untuk memenuhi tugas mata kuliah
akuntansi manajemen tentang pembebanan biaya dan harga pokok produk dan jasa.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam menganalisis
biaya-biaya pada perusahan. Pemakalah menyadari masih terdapat banyak
kekurangan pada makalah ini baik dari segi penulisan makalah, kelengkapan isi,
data yang disajikan, dan lainnya. Kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan dari para pembaca untuk penulisan makalah yang lebih baik lagi
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan,Arfan.2009.Akuntansi Manajemen Perusahaan Jasa.Yogyakarta:Graha
Ilmu
Riza,Salman
Kautsar.2016.Akuntansi Manajemen.Jakarta:PT
Indeks
Http://media.nelti.com/media/publication/93983-ID-harga-pokok-produksi-dalam-kaitannya-den.pdf
(Jurnal Vol 1,No 1,september 2010. diakses pada hari sabtu,3 maret
2018,pukul:19.10)
Http://blog.undana.ac.id/jsmallfib-top/jurnal/peternakan%202013/analisis%20perhitungan%20harga%20pokok%20produksi%20pada%20usaha.pdf (Jurnal Volume V,No III,2013. diakses pada hari
sabtu,3 maret 2018,pukul 18.30)
Http://ejournal.bsi.ac.id/ejournal/index.php/ecoddemica/article/download/53/15
( Jurnal Vol III,No 2,September 2015. diakses pada hari sabtu,3 maret
2018,pukul:19.00)
Komentar
Posting Komentar